KBS | KABUPATEN BEKASI – MWCNU Setu lakukan kunjungan ke Pesantren Hafidz Indonesia Center (HIC) yang berlokasi di Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
Turut hadir dalam silaturahmi tersebut, K.H. Subhan Tanjung Ketua Tanfiziah MWCNU Setu-Bekasi, Ismuri wakil ketua BPD Burangkeng, Wisnu Wicaksana Pimpinan Redaksi Media Reformasi Indonesia, Suriyanto ketua RT. 017 Mustika Grande, M. Tamam ketua DKM Musholah Al-Mutaqqien, beberapa pengurus MWCNU Setu serta perwakilan tokoh masyarakat.
Silaturahmi ke pesantren HIC terkait membangun sinergi antara organisasi masyarakat berpaham Aswaja Annahdliyah dan peran pendidikan di kalangan dunia pesantren yang harmonis.
“Penting saat ini mengenali tumbuh subur, bak jamur pesantren-pesantren di wilayah Kecamatan Setu yang pada kenyataannya berseberangan dengan pemerintah,” tutur Kiyai Subhan.
“Beberapa pesantren bermunculan, namun sedianya warga masyarakat harus mengenali arah dan paham yang dianut, beberapa diantaranya terkadang tidak sama sekali mengajarkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air (nasionalisme),” lanjutnya.
Dari hasil komunikasi kali pertama sesuai paparan Ust. Baharudin, S.PdI, AF Pemilik pesantren HIC dan Ust. Imam ketua Yayasan HIC, bahwa HIC merupakan pesantren dengan Amaliah Annahdliyah.
“Mengenali sanad team pengajar dan materi yang disampaikan sejatinya sebagai bentuk antisipasi munculnya sikap dan paham intoleransi,” tutur ust. Baharudin.
Saling berbagi informasi antara ketua MWCNU Setu dan pimpinan pondok pesantren mengalir seperti air sejalan dengan arah pembicaraan keduanya, bagaimana kemudian HIC mandiri dan mampu membiayai santrinya.
“Pesantren merupakan contoh kecil rotasi atau perputaran ekonomi, kemandirian di pesantren perlu dimunculkan,” ungkap Ust. Baharudin.
Diakhir silaturahmi, Kiyai Subhan menyampaikan, “Terimakasih atas sambutan dari pimpinan HIC, Kedepannya akan diagendakan sinergi intens dalam bentuk program MWCNU Setu bersama ponpes HIC,” pungkasnya.
(Redaksi)
Komentar