KOTA BEKASI – Aktivitas sosial yang semakin kompleks di Indonesia menjadikan lembaga keamanan masyarakat berhadapan dengan berbagai permasalahan yang semakin beragam. Hal tersebut berimplikasi pada tugas pengawasan oleh lembaga negara dan pemerintah daerah membutuhkan kontribusi lembaga PAM Swakarsa yang dibentuk oleh masyarakat dalam menjangkau berbagai aktivitas masyarakat khususnya yang berkaitan dengan keyakinan umat beragama yang dianggap sebagai salah satu hak asasi manusia. Hal inilah menjadi dasar pada pembentukan Pecalang Jaga Bhuana Bekasi sebagai salah satu organisasi masyarakat Hindu yang telah didirikan pada Januari 2014.
Ketua Pecalang Jaga Bhuana Bekasi, IGA Made Agung, SH. MH. menyampaikan pembentukan organisasi pecalang memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pelaksanaan ritual umat Hindu di Bekasi khususnya. “Selain menjaga internal keamanan umat Hindu, Pecalang Jaga Bhuana juga berkolaborasi dengan organisasi eksternal TNI, Polri, Satpol PP dan organisasi PAM Swakarsa di Jabodetabek dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman antar umat beragama”. Dalam kegiatan HUT ke-8 yang dilaksanakan 22 Januari 2023, Agung menambahkan bahwa Pecalang Jaga Bhuana berkomitmen tinggi dalam menegakkan nilai-nilai Pancasila.
Ketua Banjar/Suka Duka Hindu Dharma di Bekasi, I Gede Darmayusa yang membuka acara tersebut memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kehadiran pecalang dalam menjaga umat hindu di Bekasi. “Aktivitas pecalang yang positif harus didukung, kalau bisa ditingkatkan pada aktivitas sosial lainnya yang lebih luas” imbuh Gede Dayus. Tugas dan fungsi pecalang saat ini menjadi lebih kompleks untuk mengimbangi peningkatan intensitas dan ragam kegiatan sosial seiring dengan perkembangan zaman. Ancaman secara langsung maupun tidak langsung terhadap kerukunan umat beragama mengharuskan pecalang menjadi pion terdepan dalam menjaga keamanan wilayah khususnya yang berkaitan dengan umat hindu.
Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia Kota Bekasi yang diwakili oleh Sekretaris, I Nyoman Sujawan, memberikan pujian yang mendalam terhadap kontribusi pecalang selama 8 tahun ini. “Pecalang Jaga Bhuana sangat efektif dalam menjaga keamanan lingkungan dan keberlangsungan pelaksanaan upacara agama di Bekasi”. Nyoman menambahkan bahwa kontribusi pecalang sesuai dengan nama organisasinya, dimana “Jaga” artinya menjaga, “Bhuana” mengacu dari kata dalam bahasa sansekerta yang bermakna alam semesta dan isinya. Pecalang juga memberikan apresiasi pada keikhlasan pecalang dalam menjalankan tugas yang diberikan. “Pecalang ini anggotanya tidak digaji dan berorientasi penuh pada pengabdian, berbeda dengan organisasi pengamanan lainnya sehingga patut didukung penuh”.
Dalam acara HUT 8 tahun Pecalang Jaga Bhuana, juga turut hadir Koordinator Pecalang Nusantara Jabodetabek, Made Yadnya yang turut bangga dengan kehadiran pecalang Jaga Bhuana. “ Pecalang disini sangat kompak, buktinya mampu menyelenggarakan kegiatan ini dengan sangat sukses” imbuh Made. Pecalang Jaga Bhuana selalu tidak pernah absen dalam kegiatan nasional yang menyangkut koordinasi pengamanan lingkungan. Made menambahkan agar organisasi induk banjar khususnya se-Jabodetabek selalu mendukung baik secara moral dan material untuk eksistensi pecalang di lokasi setempat.
Kedepannya Ketua Pecalang Jaga Bhuana, Agung, berharap seluruh anggota selalu menjaga komiten penuh dan eksistensi pecalang dalam menjaga keamanan lingkungan dan khususnya mendukung pelaksanaan ritual Hindu di Jabodetabek. Agung menambahkan bahwa Pecalang Jaga Buana harus menjaga kekompakan dan komunikasi baik secara internal dalam organisasi maupun dengan eksternal. (RED)