Aktivis Perempuan Tolak Paslon Wakil Walikota Bekasi Terjerat Dugaan Tindak Pidana Kekerasan Seksual 

Hukum & Politik464 Dilihat

BEKASI – Setelah viralnya pemberitaan soal adanya dugaan tindakan asusila yang dilakukan salah satu Paslon Wakil Walikota Bekasi berinisial S terhadap perempuan berinisial IL kini publik mulai satu persatu memberikan tanggapan beragam.

 

Salah satunya adalah aktivis pemerhati perempuan Kota Bekasi, Jasmine Everdyne yang sangat menyayangkan prilaku tak pantas seorang tokoh partai yang diduga melanggar norma dan hukum.

 

“Jika dugaan tersebut benar, maka tindakan tersebut merupakan perilaku yang sangat memalukan dan tidak pantas dilakukan oleh seorang calon pemimpin, ” kata Jasmine.

 

Apalagi lanjut Jasmine, dugaan seperti ini adalah hal yang sangat serius. Seorang kandidat pemimpin harus menunjukkan keteladanan sebagai syarat mutlak untuk berhasil memimpin.

 

“Ini menunjukkan bahwa kandidat tersebut tidak layak dipercaya oleh masyarakat,” ujar Jasmine Everdyne kepada beritajejakfakta.id,Rabu (20/11/2024).

 

Jasmine pun bersyukur bahwa rekam jejak calon pemimpin tersebut terungkap sebelum hari pencoblosan yang dijadwalkan pada 27 November 2024.

 

Hal ini, menurutnya, memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan pilihan berdasarkan rekam jejak yang jelas.

 

“Dengan terbongkarnya masalah ini, masyarakat bisa lebih mantap dalam memilih kandidat yang memiliki rekam jejak baik. Ini adalah momentum penting untuk memastikan pemimpin Kota Bekasi ke depan adalah sosok yang berintegritas dan mampu menjadi teladan,” tegas.

 

“Kami mengimbau masyarakat Kota Bekasi untuk bijak dalam memilih pemimpin, berdasarkan nilai-nilai integritas dan keteladanan yang dapat membawa kemajuan bagi kota tersebut,” tutupnya.

 

Aktivis perempuan lainya , Dermawati Dongoran, M.Pd.K, juga menegaskan pentingnya perlindungan bagi kaum perempuan dari berbagai bentuk tindakan yang melanggar martabat. Ia berharap kejadian-kejadian yang mencederai harga diri perempuan sebagai ibu dan istri tidak terulang lagi di masa mendatang.

 

Hal ini disampaikannya merespons kasus dugaan pelecehan seksual yang diduga melibatkan seorang oknum ketua partai politik yang juga menjadi kandidat Pilkada Kota Bekasi.

 

Dermawati menekankan pentingnya perhatian serius dari penegak hukum untuk memberikan efek jera kepada pelaku pelecehan seksual.

 

“Saya setuju dalam kasus ini harus diproses sesuai hukum yang berlaku. Negara kita punya sistem hukum yang harus ditaati. Semoga kasus ini dapat diselesaikan dengan adil dan bijaksana,” ujarnya.

 

Dermawati juga mengkritik keras tindakan oknum tersebut, yang dinilainya tidak mencerminkan teladan seorang calon pemimpin. Ia menekankan bahwa seorang pemimpin harus menjadi panutan bagi masyarakat.

 

“Dengan kejadian ini, bagaimana dia bisa jadi teladan? Sementara dia sendiri tercela dalam kasusnya. Artinya, ke depan dia bisa bertindak lebih sewenang-wenang. Dia belum menjabat, tapi sudah melakukan sesuatu yang tidak pantas,” tegasnya.

 

Dermawati berharap kasus ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar lebih menghargai perempuan dan menegakkan keadilan secara konsisten.

 

 

Sementara salah satu warga Harapan Indah, Andi Nilawati, yang juga Pengurus Organisasi Perempuan mengungkapkan kekecewaannya atas kejadian tersebut yang dinilainya mencoreng citra Bekasi sebagai kota yang religius.

 

“Saya selaku warga Kota Bekasi merasa kecewa dengan kasus yang sekarang sedang viral ini. Tindakan dugaan asusila oleh salah satu calon Wakil Wali Kota mencoreng nama baik Bekasi yang dikenal religius dan ikhsan,” ungkap Andi.

 

Sebagai seorang perempuan, Andi menolak keras segala bentuk perilaku yang mencederai harkat dan martabat perempuan, apalagi jika dilakukan oleh seorang tokoh masyarakat dan partai politik.

 

“Saya sangat menolak tindakan seperti ini. Apalagi dilakukan oleh tokoh yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat. Oknum tersebut harus mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum dan bersikap gentleman,” tegasnya.

 

Ia juga berharap masyarakat Bekasi lebih bijak dalam memilih pemimpin, terutama pada Pilkada mendatang. Menurutnya, calon wali kota dan wakil wali kota harus mampu melindungi serta menjaga kehormatan perempuan, sekaligus memiliki akhlak yang bermoral baik.

 

“Harapan saya, masyarakat jangan salah pilih. Pilihlah calon yang benar-benar bisa menjaga kehormatan perempuan, melindungi mereka, dan memiliki moral yang baik,” ujar Andi.

 

Diberitakan sebelumnya Seorang wanita berinisial IL (53) mengaku menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oknum yang menjadi pengurus salah satu partai berinisial S. Antara korban dan pelaku merupakan sama-sama pengurus di partai tersebut dan saat ini S mencalonkan diri sebagai salah satu Paslon di Pilkada Kota Bekasi.

 

Korban didampingi kuasa hukumnya melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya dengan nomor STTLP/B/6981/XI/2024/SPK/POLDA METRO JAYA, pada tanggal 16 November 2024 lalu. (RED)