CIKARANG PUSAT – Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi terus memonitoring perkembangan harga dan ketersediaan kebutuhan pokok menjelang bulan suci Ramadhan.
Sejumlah kebutuhan pokok masyarakat menjelang bulan suci Ramadhan ini mengalami kenaikan, terutama harga cabai yang melambung tinggi mencapai lebih dari Rp100 ribu per kilogram.
Sekretaris Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Andi Suhandhi, menegaskan pihaknya sudah melakukan monitoring ke sejumlah pasar terkait ketersediaan sembako untuk kebutuhan masyarakat.
“Kami sudah ada pengendalian di minggu kemarin, monitoring pengawasan langsung dan menginterview pedagang, kenapa bisa naik,” kata Andi saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (24/03).
Setelah monitoring ke lapangan langsung, diketahui jika kenaikan harga cabai dipengaruhi suplai yang terkendala akibat terlambat panen.
Menurutnya, saat ini pasokan cabai yang beredar di sejumlah pasar di Kabupaten Bekasi berasal dari Madura.
“Kendalanya bukan karena ada spekulan dan kecurangan, setelah kita telusuri kepada produsen dan distributor, itu kendalanya karena telat panen. Cabai kita diambil dari Madura, karena panennya telat suplainya juga telat dan mengakibatkan harga menjadi naik,” ujarnya.
Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, kata Andi, berupaya membangun komunikasi dengan distributor cabai, sehingga akhirnya distributor menyanggupi pasokan cabai bisa dikirim lebih awal.
“Hasilnya, sekarang ini harga cabai berangsur turun walaupun belum stabil. Sekarang turun menjadi Rp 100 ribu dengan suplai yang belum terpenuhi semua. Jadi itu sudah ada upaya kita, harga sudah tercapai, sekarang di Madura juga sudah panen,” jelasnya. (Adv)
Komentar